Dia tidak punya tujuan lagi. Setelah mendapati pacarnya berselingkuh, kemudian pulang kerumah cuma untuk dipukuli habis-habisan oleh papa nya sendiri. Kini Tian ga tau lagi harus gimana.

Sedih banget, jelas. Hatinya sakit, tapi dia nggak bisa menangis. Yang bisa dia lakukan hanya melamun sepanjang perlajananya menuju ke stasiun.

Iya. Tian memutuskan untuk kembali ke Jogja hari itu juga.

Untuk apa dia di Jakarta, dia nggak punya tujuan lagi. Biasanya kalau habis berantem sama papanya Tian akan langsung mencari Sharron, tapi kini dia nggak bisa lagi.

Dia nggak punya tempat berkeluh kesah lagi, dia nggak punya orang untuk bersandar lagi, orang yang bisa meluk dia saat dia menangis....

Atau mungkin ada?