HAH?
“HAH? JOGJA?” Teriakan Xena yang begitu kencang terdengar hingga ke luar ruangan.
Baru saja, Papa Tedja memberitahu Xena bahwa dirinya dan Ben akan dikuliahkan di kota yang terkenal sebagai kota pelajar, kota Yogyakarta.
“Iya, what do you think? It's a good city for study..”
“Pa, i'm not sure.. I think i like Surabaya better.. Beside, we never go to Jogja so.. To live there.. i'm not quite sure.” Xena memainkan ujung jarinya, tidak senang dengan usulan Papanya barusan.
“Justru itu, karena belum pernah ke sana, kenapa kalian ga coba dulu?”
“Kenapa ga di Surabaya aja, Pa? Banyak Universitas bagus juga kan di sini?” Xena masih mencoba untuk bertahan.
Papa Tedja terlihat berpikir sejenak, kemudian menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya.
“Papa mau kalian keluar dari Surabaya, hidup kalian sudah terlalu nyaman di sini.”
Xena nampak bingung dengan ucapan Papanya barusan. “Maksudnya, Pa? Of course kita nyaman, this is our home..”
“Papa mau kalian belajar mandiri, biar bisa mikir dan tau seberapa berharganya uang 300 juta itu.”
Kena lagi dah Xena.