Valentine's Date
Karina sekarang lagi uring-uringan di atas kasur. Adrian baru aja nelpon dia, katanya mau datang ke apartnya besok malam.
Besok malam itu tanggal 14 Februari, taulah ya apa yang biasanya dilakukan pasangan-pasangan modern diluar sana pas malam valentine. Iya ngedate, abis itu?
Nah tapi Karina sama Adrian ini ga bisa dibilang sebagai pasangan karena ya memang bukan, hubungan mereka hanya sebatas friends with benefit aja.
Seharusnya friends with benefit ga melibatkan perasaan, tapi tau ga? Karina udah kadung baper sama Adrian. Gimana ga baper ya, Adrian itu baik, treat her well walaupun banyak bercandanya, ganteng yang tipe Karina banget lah, terus yang terpenting adalah cuma Adrian yang bisa memuaskan dia.
Udah sering banget Karina mau lepas aja dari hubungan berdosanya sama Adrian ini biar ga keterusan baper, tapi her inner slut won't let her.
“Ga jago main di kasur aja ternyata, jago mainin perasaan orang juga dia.“
“Jadi bagusnya gue biarin dia dateng apa nggak?” Karina lagi telponan sama Celine, temen deketnya, buat curhat perihal datenya bareng Adrian besok.
“Saran gue ga usah Rin, walaupun mubazir banget malem valentine lu diem doang di apart sendirian tapi better daripada lo tambah baper lagi sama Adrian yang jelas ga bisa ngasih lo kepastian.“
“Ih iya anjir, lo besok kemana? Temenin gue dong di apart.”
“Atas dasar apa lo pikir besok gue ga bakal kemana-mana? Gue bahkan udah booking kamar buat besok.
“SAMA JOHAN?!” Karina kaget banget, karena setau dia cowok yang lagi deket sama temennya satu itu adalah Johan, anak TI temen Adrian, deketnya juga baru sebulanan lebih lah, dari pas tahun baruan itu. Masa sih udah mau booking kamar aja???
“No lahhh lu gila? Johan anak baek-baek mana mau gue ajak ngeroom.“
“Eh gila terus lo sama siapa? Terus Johan gimana?”
“Sama Jovan. Sebelum lo ngejudge! gue punya alasan. Terus Johan, ya ga gimana-gimana.. Gue suka sama dia tapi dia ga bisa menuhin kebutuhan gue...“
“LO GILA SIH! Kebutuhan apaan? Kebutuhan lonte??” Karina bener-bener ga habis pikir.
Terdengar gelak tawa Celine di seberang sana. “Udah udah daripada ngurusin gue, lo sendiri gimana jadinya? Eh tapi kalo lo kesepian boleh loh ikut gue aja, kita threesome sama Jovan hahaha.“
“Udah gila! Mending gue sama Adrian lahh!!”
Karina ngomongnya cuma sebagai candaan membalas ajakan Celine sebenernya, but next thing she knows, she already sit on his lap, making out until the last of her breath.
Iya, Adrian akhirnya datang ke apart Karina untuk menghabiskan malam valentine bersama. Mereka udah makan bareng tadi, udah ngobrol-ngobrol terus keterusan ciuman sampe sekarang.
Adrian hand start to touch her tits, slowly squish it until Karin let out a small moan. “shhh”
Adrian kiss slowly move to her cheeks, her jaw, her ears and go down to her neck, her sensitive spot and leave some marks there.
Karina enjoy it. So much. She then let out another moan when he put her tits to his mouth, tease the nipple with his tongue and suck it hard.
Setelah itu tiba-tiba lampu di kamar itu nyala, dinyalain oleh Adrian melalui saklar yang berada tepat di sebelah meja.
“Kenapa dinyalain?!” Tanya Karina saat dia bisa melihat dengan jelas kondisi mereka berdua yang mulai kacau dan half naked.
“So i can see you clearly..” Adrian stares at Karina's naked upper body, then let out a sigh “Gosh Karin.. You really are beautiful.”
He then start to rub his fingers around the two bumps, kiss it, suck it, and do it to make her let out another moan, a bigger one.
She can't hold it anymore, all he do is play with her tits and she already trembling hard. There is something about his touch that Karina can't explain with words. “Dri- Stop!“
Karina berusaha menghentikan Adrian yang makin menggila dengan deru nafas yang mulai ga beraturan, tapi Adrian ga bergeming.
“Dri please.. I can't hold it no more..” Karina beg, so Adrian stop his job.
“Rin we barely even start and you want me to stop?” Tanya Adrian, he stop playing with Karin's upper body but his hand slowly go down her spot.
“DRI!”
“What? You really want me to stop? Kena tanggung banget Karinnnnnn..” Adrian merengek tapi tangannya masih aktif menjamah-jamah bagian bawah Karina.
Karina ga bisa mikir lagi, kepalanya pusing. “Let just jump to the main course, please..” Karina begging. Again.
Adrian put a smirk on his face. Ternyata udah ga sabar toh.
“Let me finish my meal first, bitch.” Kasar, Karina suka.
Bukannya menuruti kemauan Karina, Adrian malah bergerak turun, he opens Karin's leg as wide as possible and now start eating her out.
Karin can't do anything about it, her trembling self can only enjoy what Adrian did to her.
Karina bener-bener dibikin serasa di surga, Adrian is a pro with his tongue. Karina moan really hard when she finally coming.
Adrian bener-bener puas.
Karina yang tadinya terkapar ga berdaya langsung buru-buru bangun saat melihat Adrian mulai menelanjangi dirinya sendiri, she wants to do something too.
“Let me..” She then push Adrian to sit on a chair, open his leg, dan Karina jongkok di depannya. Udah tau kan apa yang terjadi selanjutnya? She grabs his hard meat, lick the top of it as her hand start jolt it slowly then faster. Now Adrian too let out a soft moan off his mouth.
“Suck it!” He said. And Karina do as he said, she put his cock inside her mouth and give him a blow job. Adrian ga diem aja, dia menjambak rambut Karina lalu mendorong kepala gadis itu berulang-ulang sampai Karina keselek. He really likes what he sees right now.
“Sumpah lu cantik banget Rin..” Kata Adrian di sela-sela desahannya. Karina can't help but to feel proud of herself. Di puji Adrian di saat-saat seperti inilah salah satu alasan kenapa Karina baper banget sama cowok itu.
Saat Adrian akhirnya udah mau sampai. Dia menarik Karina dari bawah dan membawa perempuan itu naik ke pangkuannya. Gaya yang sebenernya bikin capek tapi nikmat juga.
“Can you lead tonight?” Tanya Adrian sembari menatap wajah Karina yang penuh nafsu. “Leave it to me.” Jawab Karina terus mulai menggiring milik Adrian untuk memasuki miliknya,
“Wait!” Tahan Adrian. Karina keliatan bingung, dia udah siap banget ini.
Adrian membuka laci yang ada di sebelah kursi untuk mengambil sesuatu disitu, kondom, bayangkan seberapa sering mereka melakukan ini di kamar Karin sampai-sampai letak kondom aja dia hafal.
Adrian terus memakaikan karet tersebut kepada miliknya. “Safety first.” Ujarnya.
Now they both ready.
Karina take control, she put his hard and big dick into her very wet pussy and slowly move when it fully inside.
She move ups and downs, do a little jump so it can hit her spot.
It was thrilling at first but Karina gets tired, so Adrian takes control, he lift his hip, thrusting into her, while his mouth start to kiss Karinas.
Adrian do the rest of the job, semakin gila karena sebentar lagi dirinya sampai. “Ahhh shit you are so tight!” Teriak Adrian di sela-sela permainannya.
Karina udah ga bisa berkata-kata lagi, dia cuma bisa mendesah sambil sesekali menciumi Adrian.
Adrian terus menaik turunkan pinggulnya, sambil menahan di kedua pinggul Karina. Permainan semakin cepat hingga akhirnya mereka sampai pada puncaknya.
Karina langsung ambruk ke pelukan Adrian, ambruk karena yang barusan itu adalah pelepasan keduanya, biasanya main sama cowok lain itu sekali aja ga sampe. Tapi sama Adrian bisa sampe 2 kali, magic isn't it?.
Mereka berdua udah sama-sama ngos-ngosan. Masih dalam posisi pelukan, Adrian mencium pundak Karina lalu, “Good job Karina, you really did a good job.“
Karina tersenyum dan mengangguk. “You too..“
Terus keduanya terdiam sampai mungkin 5 menit kemudian Adrian berdiri, Karina masih dipeluk, jadi nemplok kayak anak Koala. “Bersih-bersih dulu.” Kata Adrian.
Tapi karena Karina terlalu capek buat sekedar turun dari pelukan Adrian, jadilah dia menggeleng. “Yaudah mandi bareng.” Ujar Adrian yang membuat Karina langsung menggangguk antusias.
Adrian ketawa kecil sebelum akhirnya benar-benar membawa Karina masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Iyaa beneran mandi doang, Adrian kalo bilang mandi ya mandi beneran, bukan yang malah merepet ke hal lain lagi, makanya Karina iya-iya aja diajak mandi bareng.
Setelah keduanya sudah sama-sama bersih dan kembali berpakaian, Karina kembali naik ke atas kasur untuk tidur, berharap Adrian juga ikut naik ke sebelahnya agar mereka bisa tidur sambil berpelukan.
Tapi Adrian malah memakai jaketnya dan mulai mengumpulkan barang-barangnya yang berceceran.
“Mau kemana?” Tanya Karina.
“Balik, lo tidur aja. Pasti capek kan..” Ujar Adrian tanpa menoleh kearah Karina sedikit pun.
“Lo ga nginep? Nginep aja sih ini udah jam berapa tau..” Ujar Karina, tapi Adrian menggeleng.
Terakhir Adrian mengambil kunci motornya yang terletak di nakas sebelah tempat tidur Karina, lalu dia menyempatkan diri menunduk untuk mencium pucuk kepala gadis itu, sebelum dirinya berjalan ke arah pintu apartement Karina dan,
“Gue harus balik, gue lupa beliin Juni coklat.”
Dirinya pergi begitu saja.
Mau seberapa sering Karina menghabiskan malam, giving all her body to him. Tetep aja, Adrian bakal lebih memilih Juni, teman perempuannya yang selalu memiliki tempat spesial di hatinya.
Itu juga yang jadi alasan kenapa Karina takut baper terlalu dalam sama Adrian, karena Adrian sedari awal sudah mewanti-wanti, kalau sampai perasaan Karina terlibat, dirinya tidak bisa membalas perasaan tersebut karena perasaannya sudah terlanjur habis untuk satu orang, Juni.